Fungsi Retina

Definisi dan Fungsi Retina Serta Bermacam Penyakit Retina

Narasumber: Dr. Monika Yuke Lusiani, SpM

Fungsi Retina

Definisi dan fungsi retina menjadi hal yang penting untuk diketahui terutama dalam kaitannya dengan usaha mencegah serta mengobati penyakit retina. Retina atau selaput jala punya peran vital sebagai bagian dari mata.

Bermacam penyakit retina bisa mengganggu penglihatan. Dalam level tertentu, terganggunya penglihatan akibat penyakit retina dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari.

Definisi Retina

Retina adalah lapisan sangat tipis di bagian belakang bola mata yang sensitif terhadap cahaya. Sel dalam retina, yakni sel batang (basilus) dan sel kerucut (konus), berfungsi memicu impuls saraf melalui saraf optik ke otak untuk membentuk penglihatan.

Pendek kata, retina bertanggung jawab terhadap kemampuan manusia dalam melihat. Maka, ketika retina rusak atau terkena penyakit, manusia tak dapat melihat dengan maksimal. Bahkan penyakit retina yang kronis bisa menimbulkan kebutaan.

Fungsi Retina

Fungsi retina bertalian erat dengan penglihatan. Sel basilus dan konus yang bertugas sebagai penerima atau reseptor cahaya akan memberikan visualisasi atas apa yang dilihat oleh mata. Di bagian belakang retina ada cakram optik yang lebih dikenal dengan nama titik buta atau blind spot. 

Wilayah blind spot pada retina berbentuk oval dengan ukuran 3 milimeter persegi. Ketika bayangan suatu benda jatuh ke bagian blind spot alias cahaya tidak diterima oleh kedua sel itu, manusia tak dapat melihat benda tersebut.

Retina memproses cahaya melalui lapisan sel fotoreseptor tersebut. Sel yang sangat peka terhadap cahaya ini pada prinsipnya berkemampuan mendeteksi warna dan intensitas cahaya dari suatu benda yang dilihat mata.

Retina menerima dan memproses informasi yang dikumpulkan oleh sel fotoreseptor itu dan menyampaikannya ke otak. Nantinya, otaklah yang bekerja untuk menyatakan apa benda yang dilihat dari informasi tersebut.

Karena peran vital retina dalam penglihatan, kerusakannya dapat menyebabkan kebutaan permanen. Fungsi retina bisa terganggu antara lain karena terlepasnya posisi retina pada mata.

Kondisi itu disebut sebagai retinal detachment. Ketika terjadi retinal detachment, retina tak dapat menerima ataupun memproses cahaya yang masuk. Karena itu, otak tak dapat menerima informasi dari retina yang pada akhirnya berujung pada kebutaan.

Di samping gangguan berupa retinal detachment, ada bermacam penyakit yang bisa membuat retina tak dapat berfungsi maksimal. Beberapa di antaranya membutuhkan penanganan oleh dokter retina segera demi menjaga kualitas penglihatan.

Macam-macam Penyakit Retina

Ablasio Retina

Ablasio retina adalah robeknya/lepasnya lapisan retina yang mengandung sel basilus dan konus. Sehingga berakibat masuknya cairan vitreous ke belakang lapisan tersebut dan memperparah robekan yang sudah ada. Penyebab ablasio retina adalah trauma, retina yang tipis, dan spontan. Terjadinya ablasio retina akan meningkat dengan faktor risiko riwayat keturunan dalam keluarga, mata minus, operasi mata intraorbita. Gejalanya adalah terdapat bintik hitam beterbangan (floaters), melihat seperti ada kilatan cahaya (flashes), serta pandangan seperti tertutup tirai/hilang sebagian.

Retinopati Diabetika

Diabetes melitus menyebabkan pembuluh darah di seluruh tubuh termasuk yang di dalam mata rapuh, sehingga mudah mengalami kebocoran. Bila pembuluh darah tersebut bocor, maka terjadi komplikasi di mata khususnya vitreous dan lapisan retina. Komplikasi ini dapat berupa pembuluh darah yang bocor sehingga menimbulkan perdarahan serta bengkaknya makula (pusat penglihatan). Bila terjadi komplikasi yang mengancam penglihatan maka harus segera dilakukan tindakan operatif.

Retinopati pada bayi prematur

Kelainan retina ini terjadi pada bayi yang lahir kurang dari 30 minggu, serta berat badan kurang dari 1500 gram. Faktor risiko dari retinopati bayi prematur adalah konsumsi oksigen dalam jangka waktu lama >7 hari dan saat lahir kondisi bayi tidak langsung menangis.

Bayi-bayi yang lahir kurang bulan dan atau kurang berat sebaiknya diskrining retina, karena pertumbuhan pembuluh darah pada bayi yang prematur dan berat kurang tidak sempurna sehingga menyebabkan timbulnya pembuluh darah baru. Hal inilah yang menyebabkan penglihatan pada anak tersebut tidak tumbuh normal dan bahkan bisa sampai menyebabkan kebutaan apabila terjadi ablasio retina. 

Retinitis pigmentosa

Retinitis pigmentosa adalah penyakit genetik yang diturunkan. Pada penyakit ini terjadi kelainan fungsi pada fotoreseptor yang terdapat di retina, sehingga penderita mengalami gangguan penglihatan. 

Retinoblastoma

Retinoblastoma tergolong penyakit retina serius karena berupa kanker mata. Kanker ini bermula dari retina yang dipicu perubahan genetis sel saraf.

Sel saraf ini terus berkembang menjadi tumor, sementara sel saraf yang normal tertutupi. Retinoblastoma umumnya menyerang anak-anak, tapi tak tertutup kemungkinan orang dewasa juga terkena.

Gejalanya antara lain mata membengkak dan merah serta terlihat titik putih tepat di tengah bola mata ketika disinari cahaya. Hingga kini belum diketahui penyebab kanker mata ini. Yang pasti, menurut American Cancer Society, retinoblastoma tergolong penyakit mata yang amat langka.

Degenerasi Makula

Penyakit ini dipengaruhi oleh usia seseorang. Umumnya, orang berusia di atas 50 tahun yang mengalaminya. Penyebabnya adalah rusaknya bagian tengah retina yang disebut makula.

Fungsi retina tak dapat optimal ketika makula rusak. Ada dua jenis penyakit degenerasi makula, yakni basah dan kering. Degenerasi kering lebih kerap ditemukan, tapi degenerasi basah lebih berbahaya karena adanya pembuluh darah yang bocor di mata.

Di samping daftar gangguan di atas, terdapat beberapa jenis penyakit retina lain, seperti membran epiretinal dan lubang makula. Tidak setiap orang rentan mengalami gangguan-gangguan tersebut. Tapi setiap penyakit itu memiliki gejala yang dapat diketahui lewat pemeriksaan untuk penanganan gangguan retina di klinik atau rumah sakit mata. 

Dengan memeriksakan mata lebih dini, segala macam penyakit retina tersebut bisa ditangani sedari awal sebelum terlalu parah. Peluang mata sembuh pun lebih besar.

Namun pastikan memilih tempat pemeriksaan mata dengan dokter kredibel dan menggunakan teknologi terbaru. Pemeriksaan secara menyeluruh dan tepat akan menghasilkan penanganan yang tepat pula.

Konsultasikan kepada dokter mata sesegera mungkin bila merasa mengalami gejala seputar gangguan fungsi retina. Sebab, masalah pada retina tak bisa dianggap enteng karena dapat berakibat fatal berupa kebutaan permanen.

Back