Apa Itu Retinopati - Jenis, Gejala, dan Penanganannya

  14/08/19

Retinopati adalah kerusakan pada mata, khususnya retina, yang mengganggu penglihatan hingga menyebabkan kebutaan. Kondisi ini umumnya terjadi akibat kelainan pembuluh darah atau aliran darah yang abnormal.

Retinopati bisa dibedakan menjadi empat jenis berdasarkan penyebabnya. Gejala dan penanganan tiap jenis retinopati pun berbeda meski ada beberapa kemiripan.

Retinopati Adalah Gangguan Serius

Retinopati bisa membuat penderitanya mengalami gangguan serius, bahkan mengurangi kualitas hidup. Dalam tingkat lanjut, kehidupan pasien dapat berubah sama sekali karena kegiatan sehari-hari bakal terganggu.

Sebab, retina adalah bagian vital dari mata yang berfungsi membentuk penglihatan. Ketika retina mengalami kerusakan, fungsinya tak lagi bekerja dan penglihatan menjadi tak sempurna.

Jenis-jenis Retinopati

Penyebab retinopati bermacam-macam. Kemunculannya bisa perlahan-lahan, tapi bisa pula tiba-tiba.

Retinopati Diabetik

Retinopati diabetik adalah gangguan retina yang muncul akibat penyakit diabetes melitus. Penderita diabetes yang tidak menjaga konsumsi gula dan menjalani pengobatan rutin sangat berisiko mengalami jenis retinopati ini.

Menurut data yang dimuat di situs Kementerian Kesehatan, prevalensi retinopati diabetik di Indonesia per 2018 sebesar 42,6 persen. Angka ini terbilang tinggi sehingga butuh perhatian, terutama oleh pasien diabetes.

Retinopati Prematuritas

Retinopati prematuritas adalah kondisi retina yang rusak karena kelainan pertumbuhan pembuluh darah pada bayi yang lahir prematur. Pemicunya adalah perkembangan organ tubuh belum sempurna saat bayi lahir.

Penyakit ini bisa dideteksi sejak dini ketika bayi lahir prematur atau pada masa kehamilan kurang dari 30 minggu. Bila penyakit terlambat diketahui, ada risiko bayi mengalami kebutaan permanen.

Retinopati Hipertensi

Retinopati hipertensi adalah penyakit pada retina yang disebabkan oleh hipertensi alias tekanan darah tingi. Saat terjangkit hipertensi secara terus-menerus, risiko mengalami retinopati meningkat.

Pembuluh darah di sekitar retina akan menebal dan membuat aliran darah ke retina tidak lancar. Seiring dengan berjalannya waktu, retina bisa terlepas dari posisinya hingga memicu kebutaan permanen.

Retinopati Serosa Sentral

Retinopati serosa sentral adalah kondisi ketika penglihatan buram lantaran adanya cairan yang merembes dari bagian belakang retina. Penyebab jenis retinopati ini belum diketahui pasti.

Diduga kuat pemicunya adalah genetis atau bawaan. Saat gangguan parah, penglihatan bisa hilang akibat lepasnya bagian sentral retina atau makula.

Gejala Retinopati

Gejala retinopati berlainan tergantung jenisnya. Beberapa ada yang sama. Ada juga yang terlihat sejak awal dan baru kentara ketika gangguan sudah mencapai stadium atas.

Retinopati Diabetik

Gejala retinopati diabetik jika tidak diperiksa biasanya baru terasa jelas ketika sudah memasuki stadium akhir.

- Penglihatan kabur
- Kehilangan penglihatan mendadak pada satu atau dua mata
- Bintik-bintik hitam pada visual
- Kilatan cahaya
- Kesulitan membaca atau melihat benda yang detail

Retinopati Prematuritas

Tidak ada gejala fisik pada retinopati prematuritas. Hanya dokter mata atau oftalmologis berpengalaman yang bisa mendeteksi penyakit ini.

Dokter mata akan menggunakan alat deteksi berupa kamera khusus untuk mengamati retina bayi yang lahir prematur. Bayi disarankan menjalani pemeriksaan ini jika lahir sebelum usia kehamilan 30 minggu atau bobotnya kurang dari 1.500 gram. (Baca juga: Retinopati pada Bayi Prematur: Latar Belakang dan Gejala-gejala ROP)

Retinopati Hipertensi

Sering kali retinopati hipertensi menyerang tanpa gejala. Namun beberapa pasien mengaku mengeluh susah melihat karena buram. Gejala lainnya adalah rasa nyeri pada mata dan sakit kepala.

Retinopati Serosa Sentral

Retinopati jenis ini tidak selalu menunjukkan gejala. Gejala paling umum adalah kaburnya penglihatan secara tiba-tiba. Kerap kali hanya satu mata yang mengalami. Gejala lainnya meliputi:

- Bentuk-bentuk benda yang dilihat terdistorsi
- Terdapat titik hitam di tengah penglihatan
- Ketajaman penglihatan berkurang

Penanganan Retinopati

Retinopati tidak selalu ditangani langsung pada mata. Tindakan oleh dokter mata pada pasien akan lebih dulu didasari pemeriksaan mendalam. Sebab, beberapa jenis retinopati bisa sembuh dengan mengatasi penyakit yang menjadi penyebabnya.

Retinopati Diabetik

Penanganan retinopati diabetik difokuskan pada penyembuhan diabetes yang diderita pada tahap awal. Di antaranya dengan mengontrol gula darah dan tekanan darah lewat diet.

Pada tahap lanjutan, opsi penanganan yang bisa diambil antara lain:

- Terapi laser atau fotokougulasi
- Injeksi VEGF inhibitor pada mata
- Vitrektomi atau menyingkirkan semua/sebagian vitreous
- Injeksi kortiskosteroid pada mata

Retinopati Prematuritas

Penanganan utama pada bayi yang positif mengalami retinopati prematuritas adalah pemeriksaan intensif dan rutin secara bertahap. Pertama, bayi dicek saat berumur 8 minggu.

Bila retinopati terdeteksi aktif, pemeriksaan sebaiknya dilakukan tiap 1-2 pekan hingga umurnya 14 minggu. Setelah itu, pengecekan dilakukan setiap 1-2 bulan. Penanganan dengan laser mungkin diperlukan jika retinopati prematuritas yang dialami makin aktif.

Retinopati Hipertensi

Upaya mengurangi tekanan darah dan menjaganya pada level aman (120/80 mmHg) bisa menjadi penanganan utama. Upaya itu bisa memperbaiki kondisi retina.

Bila tekanan darah jauh di atas normal hingga lebih dari 140/90 mmHg), disarankan penderitanya mendapat perawatan intensif di rumah sakit. Terlebih jika disertai dengan pembengkakan saraf optik.

Retinopati Serosa Sentral

Jenis retinopati ini bisa sembuh dengan sendirinya. Bila diperlukan, dokter bisa menyarankan terapi kortikosteroid sekaligus untuk mencegah retinopati serosa sentral datang lagi.

Oftalmologis akan mengamati secara intensif dalam tiga hingga 6 bulan. Penanganan dengan laser mungkin dibutuhkan kalau kondisi tidak lekas membaik.

Semua jenis retinopati bisa ditangani oleh dokter khusus retina mata yang berpengalaman. Tapi kunci utama terletak pada pasien sendiri.

Beberapa jenis retinopati memang tidak memiliki gejala. Tapi, jika merasa penglihatan terganggu dan terjadi secara konstan, lebih baik menghubungi dokter mata segera.

Konsultasi dengan dokter mata diperlukan untuk mengetahui lebih pasti gangguan yang diderita. Penanganan sejak dini bisa mencegah gangguan bertambah parah dan memicu komplikasi fatal berupa kebutaan.