Retinopati Hipertensi - Penyebab, Gejala, dan Penanganannya

 05/08/19

Narasumber: Dr. Monika Yuke Lusiani, SpM

Retinopati Hipertensi

Retinopati hipertensi adalah kerusakan pada retina dan pembuluh darah di sekitar retina yang disebabkan oleh tekanan darah tinggi atau hipertensi.

Retinopati hipertensi adalah kerusakan pada retina dan pembuluh darah di sekitar retina yang disebabkan oleh tekanan darah tinggi atau hipertensi. Hipertensi bisa membuat pembuluh darah di retina menebal.

Penebalan itu memicu penyempitan pembuluh yang kemudian menghambat darah mengalir ke retina. Akhirnya, fungsi retina terganggu dan menimbulkan gangguan penglihatan.

Kebanyakan gejala retinopati hipertensi tidak terlihat sehingga butuh perhatian ekstra, terutama buat yang tekanan darahnya tinggi secara konstan. Penanganan terbaik untuk retinopati hipertensi adalah pengendalian tekanan darah dikombinasikan dengan pengobatan.

Penyebab Retinopati Hipertensi

Tekanan darah tinggi menjadi penyebab retinopati hipertensi yang paling utama. Penyakit yang juga sering disebut hipertensi ini adalah masalah kronis yang terjadi ketika tekanan darah dalam arteri terlalu tinggi.

Seseorang didiagnosis mengalami hipertensi jika peningkatan tekanan darah sistoliknya lebih dari 140 mmHg dan diastoliknya lebih dari 90 mmHg. Pengukuran dilakukan dua kali dengan jarak waktu lima menit dalam kondisi cukup istirahat.  

Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan 2018, angka prevalensi hipertensi penduduk Indonesia berusia 18 tahun ke atas adalah 34,1 persen. Adapun prevalensi Riskesdas 2013 sebesar 25,8 persen. Artinya, ada peningkatan jumlah penderita sebanyak 8,3 persen.

Pembuluh darah yang menyempit akibat tekanan darah tinggi dinyatakan sebagai penyebab retinopati hipertensi. Asupan darah yang kurang karena sempitnya pembuluh membuat retina tak bekerja sebagaimana mestinya.

Pelan-pelan, retina mulai kehilangan kemampuannya dalam membentuk penglihatan dan pada akhirnya menyebabkan kebutaan. Selain hipertensi, kolesterol tinggi berkontribusi terhadap munculnya retinopati ini karena tersumbatnya pembuluh darah.

Tekanan darah dan kolesterol tinggi antara lain disebabkan oleh:

- Kelebihan berat badan (obesitas)

- Kurangnya aktivitas fisik

- Konsumsi garam terlalu banyak

- Gaya hidup penuh stres

Gejala Retinopati Hipertensi

Gejala retinopati hipertensi kerap tak terasa karena tak spesifik sebagai tanda terkena gangguan tersebut. Gejala itu meliputi kepala pening, mata terasa nyeri, dan penglihatan buram.

Pemeriksaan secara khusus diperlukan untuk mengetahui gejala retinopati hipertensi secara pasti. Dokter retina akan menjalankan pemeriksaan fisik dan tindakan fundoskopi. (Baca juga: Apa itu Dokter Retina dan Bagaimana Memilihnya?)

Tanda retinopati hipertensi dalam pemeriksaan antara lain arteri yang menyempit dan berliku, perdarahan retina, eksudasi, terdapat bintik kapas (cotton wool spots), edema makula, dan papiledema (pembengkakan saraf optik).

Pengobatan Retinopati Hipertensi

Tindakan untuk mendeteksi retinopati hipertensi diperlukan segera guna mencegah gangguan itu bertambah parah tak bisa diobati. Orang yang konsisten mengalami tekanan darah tinggi adalah yang paling berisiko.

Pengobatan retinopati hipertensi akan difokuskan pada upaya penurunan dan pengendalian tekanan darah hingga di bawah 140/90 mmHg. Metode pengobatan mencakup perubahan gaya hidup dan terapi obat-obatan.

Perubahan Gaya Hidup

Gaya hidup tidak sehat dan sering merasa stres menjadi pemicu utama hipertensi. Maka diperlukan perubahan gaya hidup agar tekanan darah turun.

Di antaranya dengan berolahraga teratur setidaknya sekali dalam seminggu, mengurangi konsumsi sodium dan garam, banyak mengkonsumsi buah dan sayur, menjauhi rokok dan alkohol, cukup istirahat, serta mengelola stres dengan baik.

Olahraga sederhana seperti joging selama dua jam sangat disarankan. Adapun stres bisa dikelola dengan berlatih meditasi atau rutin mendengarkan musik yang menenangkan.

Terapi Obat

Tekanan darah bisa diturunkan dengan bantuan obat-obatan. Dokter sering meresepkan obat diuretik yang berfungsi membuang kandungan garam berlebih dalam tubuh lewat urine.

Obat lainnya adalah penghambat-beta atau beta-blocker. Misalnya  atenolol, esmolol, betaxolol, biosprolol, dan metoprolol.

Ada pula obat angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor. Obat ini bekerja menurunkan tekanan darah dengan cara melemaskan pembuluh darah sehingga mencegah penyempitan.

Retinopati hipertensi menimbulkan komplikasi pada retina yang bisa menurunkan kualitas hidup. Dalam jangka waktu tertentu, bisa terjadi kebutaan terutama akibat arteriosklerosis.

Arteriosklerosis adalah kondisi menyempit dan mengerasnya pembuluh darah. Bila kondisi ini terjadi pada pembuluh darah di sekitar retina, mata tak akan bisa lagi melihat dan belum ada pengobatannya.

Konsultasi dengan dokter menjadi salah satu jalan terbaik untuk mencegah terkena retinopati hipertensi. Di samping mendapat pemeriksaan, pasien bisa memperoleh nasihat medis dari profesional sebagai langkah pencegahan.

Back