Bagaimana kami bisa membantu Anda?
Hubungi Kami Konsultasi Dokter Pendaftaran Operasi
15/08/23
Sering kali orang bertanya apakah rutinitas olahraga akan mempengaruhi operasi mata atau kondisi mata mereka? Dokter mata akan memberikan saran terbaik mengenai situasi khusus pada mata Anda setelah operasi.
Berikut ini adalah pedoman umum tentang aktivitas olahraga setelah operasi mata:
Apakah olahraga aman untuk orang yang menderita katarak? Kekeruhan lensa yang disebabkan katarak tidak akan menjadi lebih buruk jika Anda berolahraga, tapi jika Anda memiliki katarak yang mengganggu penglihatan akan menyulitkan Anda untuk berolahraga. Dengan demikian Anda dapat meningkatkan aktivitas kebugaran fisik seperti biasa kalau katarak Anda tidak mempengaruhi penglihatan.
Kekeruhan lensa yang mengganggu penglihatan akan hilang setelah operasi katarak. Adapun sebaliknya, tindakan untuk membantu Anda pulih dengan sempurna hanya boleh olahraga dengan intensitas yang ringan, sebagai contoh: berjalan kaki setiap satu minggu. Saat Anda beraktivitas di luar ruangan pastikan menggunakan kacamata hitam untuk menghindari sensitivitas terhadap cahaya dan mencegah debu agar mata tidak teriritasi.
Dokter mata Anda mungkin mengizinkan untuk melakukan olahraga seperti jogging atau olahraga dengan posisi membungkuk (yoga) pada minggu kedua setelah operasi.
Bagi Anda yang suka berenang sebaiknya bersabar selama satu bulan setelah operasi. Hal tersebut jika tidak dihindari akan menyebabkan infeksi dan iritasi pada mata. Anda juga harus menghindari aktivitas berisiko yang dapat meningkatkan tekanan bola mata, seperti: mengangkat beban berat. Anda tentu harus berkonsultasi dengan dokter mata Anda sebelum melakukan olahraga.
Pada beberapa kasus setelah operasi katarak, bisa terjadi lagi buram layaknya buram pada katarak. Buram ini disebabkan oleh terjadinya kekeruhan pada kapsul posterior, bukan berarti terjadi katarak lagi melainkan gejala sesudah operasi katarak yang dikenal dengan sebutan Katarak Sekunder. Bila kekeruhan menganggu penglihatan maka perlu “dibersihkan”. Cara “pembersihannya” bisa dilakukan dengan tindakan operasi lagi atau pilihan yang lebih modern dan lebih mudah adalah tindakan Laser Kapsulotomi Posterior. Tidak ada pembatasan aktivitas fisik setelah dilakukan tindakan ini, namun sebaiknya dikonsultasikan kembali ke dokter mata Anda.
Berikut ini adalah beberapa hal yang menjadi poin penting terkait olahraga setelah Anda menjalani LASIK:
Yang tidak kalah penting, saat di luar ruangan harus menggunakan kacamata hitam untuk melindungi mata dari debu dan sinar ultraviolet.
Konsultasikan dengan dokter mata Anda sebelum atau sesudah olahraga jika Anda pernah mengalami cedera mata. Salah satu contoh cedera mata seperti luka pada kornea, ataupun bagian mata lainnya, menjadikan mata lebih rentan terhadap infeksi lebih lanjut. Pastikan selama proses pemulihan cedera ini untuk tidak terkena debu, tidak melakukan contact sports dan berenang.
Olahraga tingkat ringan-sedang biasanya dianggap aman dan sehat bagi pasien dengan Glaukoma. Adapun sebaliknya seperti olahraga ekstrem (yang melibatkan gerakan mendorong dan menekan tubuh terlalu kuat) harus dihindari karena dapat meningkatkan tekanan di dalam mata (tekanan intraocular) yang berisiko merusak saraf optik dan menyebabkan kebutaan.
Yayasan Penelitian Glaukoma menyarankan agar pasien glaukoma yang berlatih yoga tidak melakukan pose kepala menunuduk yang lama, contohnya berikut ini:
Anda perlu memperhatikan pernapasan jika Anda menyukai latihan angkat beban dan latihan otot perut. Perlu diingat bahwa menahan napas saat mengangkat beban dapat meningkatkan tekanan mata dan menyebabkan masalah kesehatan lainnya. Jangan pernah menahan napas ketika mengangkat beban kecuali dalam pengawasan pelatih yang terkualifikasi.
Berikut ini hal-hal yang dilarang setelah operasi glaukoma:
Biasanya tidak ada batasan, tapi pastikan kembali kepada dokter mata Anda.
Anda tidak boleh berenang, mengangkat, membungkuk, atau mengejan sampai dokter memberikan izin selama tiga minggu setelah operasi. Anda hanya diperbolehkan berjalan kaki atau olahraga ringan lainnya.
Apakah boleh saya olahraga bila mengalami kelainan retina? Retina merupakan jaringan yang sensitif terhadap cahaya yang melapisi bagian belakang mata. Bagi mereka yang memiliki kelainan retina seperti degenerasi retina perifer, miopia tinggi, atau ablasi vitreous posterior akan lebih rentan terhadap ablasi retina. Olahraga dengan pukulan ke area kepala akan meningkatkan risiko cedera pada mata.
Hindari olahraga dengan intensitas tinggi seperti: tinju, muay thai, kardio, terjun dari ketinggian (bungee jumping), bumper car rides dan sejenisnya jika kekuatan retina belum bisa dipastikan.
Jika Anda diijinkan untuk bermain bola basket dan bulu tangkis, disarankan untuk menggunakan kacamata pelindung untuk menghindari cedera mata. Bagi mereka yang menderita penyakit retina sebaiknya rajin berolahraga, karena olahraga dapat menurunkan tekanan darah atau kolestrol tinggi yang berkaitan dengan degenerasi makula dan retinopati diabetik. Selanjutnya apabila Anda melihat floaters (bayangan hitam seperti rambut, kadang seperti jaring laba-laba) ataupun kilatan cahaya, segera konsultasi kepada dokter mata.
Dokter retina dapat memberi Anda panduan tentang olahraga dengan aman setelah operasi. Hal tersebut bertujuan supaya dapat kembali berolahraga seperti biasa.
Olahraga memang baik untuk tubuh Anda karena dapat mengurangi risiko penyakit, namun kondisi mata setiap orang setelah operasi berbeda-beda. Sebaiknya hindari olahraga dengan intensitas tinggi maupun contact sports seperti basket, tinju, sepak bola atau sejenisnya yang memilki risiko benturan langsung pada mata. Selalu konsultasikan dengan dokter Anda kapan olahraga tersebut dapat kembali dilakukan.
BackHubungi Kami Konsultasi Dokter Pendaftaran Operasi