Bagaimana kami bisa membantu Anda?
Hubungi Kami Konsultasi Dokter Pendaftaran Operasi
15/03/19
Informasi lengkap mengenai operasi katarak, dari persiapan, pelaksanaan, hingga yang terjadi setelahnya.
Katarak adalah suatu kondisi di mana lensa mata berubah menjadi keruh dan penglihatan jadi seburam kaca jendela yang berembun. Pada kebanyakan kasus katarak, kondisi ini terjadi seiringproses penuaan. Namun dapat terjadi juga pada bayi yang baru dilahirkan.
Kondisi ini terjadi secara perlahan. Mulanya kekeruhan pada lensa terasa tipis saja, namun kemudian menjadi semakin tebal.
Ketika katarak sudah menebal, keluhan akan penglihatan yang kabur pun semakin terasa. Misalnya, mata silau jika melihat cahaya yang terang, warna jadi terlihat pudar, melihat objek jadi seperti berganda, dan banyak lagi.
Konsultasi dengan dokter mata sangat dianjurkan jika mulai terdapat keluhan-keluhan akan penglihatan. Untuk mengetahui gambaran katarak secara umum, penyebab, gejala dan penanganannya, klik di sini.
Di artikel ini, KMN EyeCare ingin membahas tahap penanganan katarak, yang terdiri dari:
Selain ketidaknyamanan dalam penglihatan, ancaman terbesar katarak adalah kebutaan. Katarak bahkan menjadi penyebab kebutaan yang utama (70-80%) di Indonesia, menurut hasil survey yang dilakukan oleh Perhimpunan Dokter Ahli Mata Indonesia (PERDAMI) dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) di tahun 2014-2016.
Katarak hanya dapat disembuhkan dengan operasi. Namun tergantung pada masing-masing kondisi katarak, ada yang sifatnya mendesak, ada juga yang masih bisa ditunda.
Dokter mata bisa saja mengajurkan operasi katarak sesegera mungkin, meski pasien tidak merasa bahwa penglihatannya sudah sangat terganggu. Biasanya ini disebabkan oleh kondisi katarak yang sudah atau dapat menyebabkan komplikasi atau penyakit mata lain. Contohnya, dokter mata jadi tidak dapat melaksanakan pemeriksaan yang akurat terhadap penyakit retinopati diabetik seorang pasti, karena terhalang katarak yang ada.
Selain kondisi mendesak seperti di atas, terdapat juga fakta bahwa semakin lama dibiarkan, katarak akan semakin menebal dan mengeras. Dalam tahapan yang lebih lanjut, katarak yang sudah mengeras bisa jadi lebih sulit untuk dihilangkan.
Terdapat juga risiko bahwa katarak yang lama dibiarkan begitu saja dapat menyebabkan peradangan atau meningkatkan tekanan intraokular dalam mata yang kemudian dapat menyebabkan penyakit glaukoma.
Namun pada dasarnya, keputusan untuk melakukan operasi katarak sepatutnya merupakan hak masing-masing penderitanya. Pasien bisa saja memilih untuk menunda operasi, jika katarak masih dalam tahap dini, atau tidak berisiko tinggi untuk menimbulkan komplikasi.
Keputusan ini harus diambil dengan pertimbangan yang matang. Konsultasikan dengan pasti bersama dokter yang dipercaya. Ketahui risiko-risiko medis yang dapat terjadi jika memutuskan untuk melakukan operasi katarak ataupun tidak.
Ketika memutuskan untuk operasi katarak, semua pasien berhak untuk mendapat penjelasan menyeluruh mengenai apa yang akan terjadi di ruangan operasi, risiko komplikasi, dan hasil yang diekspetasikan.
Semua tindakan bedah yang dilakukan tentu saja memiliki risiko, meski sangat jarang terjadi. Misalnya, peradangan, infeksi, pendarahan, pembengkakan, bergesernya posisi lensa buatan, dan lainnya.
Namun dengan semakin ahlinya seorang dokter mata dan majunya teknologi serta alat yang digunakan untuk operasi katarak, tingkat komplikasi yang terjadi semakin rendah. Komplikasi terberat yang terjadi adalah infeksi bola mata yang sering disebut dengan endoftalmitis. Angka kejadiannya cukup kecil, yaitu 0,04 – 0,20% saja.
Risiko komplikasi menjadi lebih besar jika seorang pasien menderita penyakit mata lainnya atau kondisi medis yang serius di saat yang bersamaan. Penglihatan juga bisa saja tidak membaik pasca operasi karena kondisi seperti ini.
Maka dari itu, operasi katarak harus melalui langkah persiapan yang tidak sembarangan. Selain melakukan konsultasi yang mendalam, dokter mata juga mewajibkan beberapa pemeriksaan dan tes terhadap calon pasien operasi katarak.
Rangkaian pemeriksaan dan tes harus dilakukan sekitar 1-2 minggu sebelum operasi katarak dilakukan. Selain untuk meminimalisir terjadinya risiko, pemeriksaan dan tes ini juga dilakukan untuk meningkatkan tingkat keberhasilan operasi katarak. Terutama, untuk menentukan pilihan lensa yang terbaik untuk menggantikan lensa alami yang terkena katarak.
Contoh rangkaian pemeriksaan dan tes adalah:
Adapun lensa buatan yang akan ditanam untuk menggantikan lensa alami terbagi menjadi beberapa jenis:
Obat tetes mata antibiotik akan diresepkan oleh dokter mata 1-2 hari sebelum operasi katarak dilaksanakan. Selain itu, terdapat juga beberapa pantangan dan kewajiban yang harus dipatuti:
Ketika hari-H tiba, apa sebenarnya yang terjadi di ruang operasi katarak? Ini tentu bergantung pada teknologi operasi yang dipakai, teknik lama atau baru?
Teknik lama biasanya disebut teknik jahitan, di mana sayatan lebar dibuat di mata untuk
menggantikan lensa. Dan kemudian, dijahit kembali. Teknik ini memiliki risiko komplikasi yang tinggi, juga pemulihan yang lebih lama.
Teknik operasi katarak terkini yang paling banyak dipakai di seluruh dunia adalah FAKOEMULSIFIKASI. Waktu yang dibutuhkan untuk operasi katarak dengan metode fakoemulsifikasi terhitung pendek, yakni 15 hingga 20 menit. Metode ini tidak membutuhkan jahitan dan risiko komplikasinya sangat kecil.
Secara garis besar, berikut tahapan pelaksanaan operasi katarak dengan metode fakoemulsifikasi:
Setelah operasi selesai dalam hitungan menit, mata akan ditutup dan pasien akan dibiarkan istirahat sembari diawasi oleh tim medis yang berjaga-jaga seandainya terjadi suatu masalah. Hampir semua operasi katarak tidak membutuhkan rawat inap.
Setelah operasi katarak dilaksanakan, kemungkinan besar penglihatan hanya mulai membaik setelah beberapa hari (tidak langsung). Rasa gatal atau tidak nyaman juga dapat terjadi. Pasalnya, mata yang dioperasi tersebut sedang dalam proses pemulihan dan penyesuaian.
Tidak jarang juga mata seperti berair, atau jadi sangat sensitive terhadap cahaya. Segala
ketidaknyamanan ini biasanya berhenti dalam hitungan hari pasca operasi. Namun jika rasanya berlebihan, dokter bisa saja memberi perawatan lebih.
Pasca operasi, dokter akan memberikan obat tetes mata khusus yang dapat membantu pemulihan dan mengurangi risiko infeksi. Kacamata atau pelindung mata juga dapat disarankan untuk menambah proteksi pada mata yang telah dioperasi.
Selain itu, berikut beberapa tips yang biasanya disarankan:
Yang pasti, dokter akan menjadwalkan pemeriksaan lanjutan pasca operasi untuk memantau keadaan mata. Ini dapat terjadi dalam satu hari setelah operasi, tujuh hari, maupun diulang hingga beberapa minggu.
Biasanya, pemulihan total terjadi dalam waktu delapan minggu. Jika katarak terdapat di kedua mata, lazimnya dokter hanya akan melakukan operasi katarak kedua saat mata pertama sudah sembuh.
Namun seiring berkembangnya teknologi, di mana risiko komplikasi semakin kecil, bisa juga mata kedua dioperasi 3-7 hari setelah operasi pertama. Tentu saja, tergantung hasil pemeriksaan dokter pasca operasi pertama.
Selain itu, pemeriksaan lanjutan juga berguna untuk mendeteksi jika terjadi Katarak Sekunder. Jenis katarak ini dapat terjadi karena komplikasi dari penyakit lain, contohnya penyakit metabolik seperti diabetes mellitus dan penyakit lain di mata seperti uveitis.
Konsultasi dengan dokter mata adalah jalan terbaik untuk menentukan diagnosis dan cara terbaik dalam menangani katarak. Masyarakat diharapkan untuk tidak mempercayai informasi-informasi palsu mengenai katarak yang banyak beredar dengan bebas, terutama di internet. Terlebih, bila informasi tersebut mengklaim bahwa katarak dapat diobati tanpa operasi.
Selalu konfirmasikan fakta dengan dokter mata yang dipercaya, yang memang sudah mendapat pendidikan dan pelatihan khusus dalam bidang ilmu kesehatan mata.
Ketahui dokter-dokter mata ahli katarak KMN EyeCare, klik di sini.
Untuk penjadwalan konsultasi dokter di KMN Eyecare, klik di Sini.
Hubungi Kami Konsultasi Dokter Pendaftaran Operasi