Retinopati Diabetik - Penyebab, Gejala, dan Penanganannya

 29/07/19

Narasumber: Dr. Monika Yuke Lusiani, SpM

Retinopati Diabetik

Retinopati diabetik adalah terganggunya penglihatan akibat rusaknya retina pada mata yang disebabkan oleh komplikasi penyakit diabetes melitus. Retinopati diabetik merupakan salah satu pemicu utama kebutaan.

Penderita retinopati diabetik bisa memulihkan penglihatannya dengan penanganan yang tepat. Namun sering kali gejalanya tak segera diatasi karena hampir tak ada tanda awal sama sekali.

Pengobatan retinopati diabetik meliputi penggunaan laser dan operasi pembedahan serta terapi obat. Dalam artikel ini akan dibahas apa itu retinopati diabetik, termasuk penyebab, gejala, dan pengobatannya.

Penyebab Retinopati Diabetik

Retinopati diabetik bisa terjadi saat kadar gula darah yang naik akibat diabetes menyebabkan perubahan pada pembuluh darah di retina. Dalam beberapa kasus, pembuluh ini akan membengkak (edema makula) dan memicu cairan keluar ke bagian belakang mata.

Dalam kasus lain, perubahan kadar gula darah itu memicu pertumbuhan pembuluh darah abnormal di permukaan retina. Bila tak segera ditangani, kelainan itu perlahan-lahan dapat menyebabkan retinopati diabetik yang serius.

Semua orang yang mengidap diabetes tipe 1 atau 2 berisiko mengalami retinopati diabetik. Menurut hasil riset yang dipublikasikan di jurnal American Diabetes Association, orang yang hidup dengan diabetes selama 20-25 tahun lebih mungkin menderita retinopati.

Risiko itu kian besar jika:

  • Gula darah tinggi
  • Kolesterol tinggi
  • Tekanan darah tinggi
  • Dalam kondisi hamil
  • Biasa merokok

Gejala Retinopati Diabetik

Gejala retinopati diabetik tidak kentara pada tahap awal. Sebab, gejala biasanya baru muncul ketika penyakit itu sudah masuk stadium lebih tinggi.

Namun pemeriksaan retina secara berkala bisa membantu mendeteksi retinopati lebih dini. Pemeriksaan oleh dokter antara lain dilakukan dengan mengambil foto bagian terdalam retina atau fundus.

Pemeriksaan mata amat disarankan kepada penderita diabetes tipe 1 dan 2. Tindakan terhadap retina yang bisa dilakukan di klinik atau rumah sakit mata ini kian mendesak jika pasien diabetes mengalami:

  • Penurunan kemampuan penglihatan
  • Penglihatan mendadak terganggu
  • Terdapat bintik atau bercak melayanglayang saat melihat (floater)
  • Penglihatan buram/berbayang
  • Mata terasa sakit atau berwarna merah

Kondisi-kondisi itu tidak selalu menjadi gejala retinopati diabetik. Tapi penting untuk memeriksakannya dan mengkonsultasikannya kepada dokter mata sebagai langkah antisipasi.

Khusus bagi calon ibu yang juga pengidap diabetes, pemeriksaan retina seyogianya dijalankan pada tiap trimester. Selain buat sang calon ibu, pemeriksaan ini diperlukan bagi bayi yang kelak dilahirkan.

Dalam pemeriksaan itu, dokter akan mencoba mencari tanda-tanda berupa:

  • Pembuluh darah yang bocor
  • Pembengkakan retina
  • Eksudasi retina (tanda pembuluh darah bocor)
  • Jaringan saraf yang rusak (neuropathy)
  • Perubahan apa pun pada pembuluh darah

Pengobatan Retinopati Diabetik

Pengobatan retinopati diabetik masih menjadi tema banyak riset tentang penyakit mata saat ini. Ada tiga metode penanganan utama terhadap pasien retinopati diabetik yang efektif mengurangi berkurangnya kemampuan penglihatan.

Metode itu adalah bedah laser fotokougulasi, injeksi kortikosteroid atau agen anti-VEGF pada mata, dan vitrektomi. Ketiganya bukanlah penyembuh retinopati diabetik, tapi bisa membantu mencegah penyakit itu kian parah hingga berujung kebutaan.

  • Laser fotokougulasi: metode ini dijalankan jika retinopati diabetik masih dalam tahap awal atau stadium ringan. Panas dari laser akan mengatasi edema makula dan menghancurkan pembuluh darah yang abnormal di sekitar retina.
  • Injeksi kortikosteroid atau agen antiVEGF: zat steroid atau antiVEGF, seperti triamcinolone atau bevacizumab, bisa mengurangi penyebab gejala retinopati diabetik. Tapi injeksi harus dilakukan berulang, setidaknya tiga bulan sekali, dan berisiko menimbulkan komplikasi seperti katarak dan glaukoma.
  • Vitrektomi: berbeda dengan dua metode sebelumnya, operasi vitrektomi umumnya dilakukan ketika retinopati sudah sampai di stadium lanjut. Vitrektomi terutama dilakukan ketika kondisi retina sudah parah dan terancam mengalami ablasio retina akibat banyaknya darah pada vitreous. (Baca juga: Ablasio Retina Penyebab, Gejala, dan Penanganannya)

Pasien yang didiagnosis mengalami retinopati diabetik stadium ringan akan diminta menjaga pola makan dan mempertahankan kadar gula darah pada angka kurang dari 200 mg/dl. Pemeriksaan rutin satu-dua kali setahun juga disarankan untuk mengevaluasi kemampuan penglihatan.

Karena retinopati diabetik adalah komplikasi diabetes, diet dan pengobatan khusus untuk penderita diabetes berpengaruh pada peluang kesembuhan pasien. Pasien mesti menaati diet ketat, termasuk menggunakan insulin jika diperlukan.

Berolahraga secara rutin dan menjaga pola hidup sehat dengan menjauhi rokok dan alkohol juga dianjurkan untuk mencegah kebutaan permanen akibat penyakit ini. Berkonsultasilah dengan dokter mata jika merasa berisiko mengalami retinopati diabetik, khususnya bila mengidap diabetes dalam waktu cukup lama.

Back