Kelainan Refraksi: Kenali Jenis-Jenisnya dan Pengobatan yang Tepat
21/05/25
Ditinjau oleh: Dr. KEVIN , SpM

Penglihatan yang jelas sangat bergantung pada kemampuan mata untuk membiaskan cahaya secara tepat ke retina.
Sayangnya, ada kondisi yang menyebabkan cahaya tidak terfokus dengan baik, yang dikenal sebagai kelainan refraksi. Kondisi ini dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk melihat dengan jelas, baik dalam jarak dekat maupun jauh.
Kelainan refraksi yang tidak segera ditangani bisa mengganggu aktivitas sehari-hari, seperti membaca, mengemudi, atau menggunakan perangkat digital.
Apa Itu Kelainan Refraksi?
Kelainan refraksi adalah gangguan pada mata yang terjadi ketika cahaya yang masuk ke dalam mata tidak terfokus secara sempurna pada retina. Akibatnya, penglihatan menjadi kabur atau tidak tajam.
Kondisi ini umumnya disebabkan oleh bentuk bola mata yang tidak normal, kelengkungan kornea yang tidak sempurna, atau perubahan pada lensa mata seiring bertambahnya usia.
Karena refraksi yang tidak tepat, mata harus bekerja lebih keras untuk fokus, yang dapat menyebabkan ketegangan mata dan sakit kepala jika tidak dikoreksi dengan alat bantu penglihatan atau prosedur medis yang sesuai.
Gejala kelainan refraksi dapat bervariasi tergantung pada jenisnya. Namun, beberapa tanda umum yang sering dialami antara lain:
- Penglihatan kabur pada jarak dekat, jauh, atau keduanya.
- Mata tegang atau lelah setelah membaca atau melihat layar dalam waktu lama.
- Sakit kepala akibat usaha terus-menerus untuk fokus.
- Kesulitan melihat di malam hari (night blindness) terutama saat berkendara.
- Mata sering menyipit untuk mencoba melihat lebih jelas.
- Penglihatan ganda (diplopia) pada beberapa kasus astigmatisme.
Jika Anda mengalami gejala-gejala ini secara terus-menerus, sebaiknya segera memeriksakan mata ke dokter spesialis untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.
Jenis-Jenis Kelainan Refraksi
Ada beberapa jenis utama kelainan refraksi yang sering terjadi, yaitu:
1. Miopia (Rabun Jauh)
Kondisi ini lebih sering terjadi pada usia remaja karena pada masa pertumbuhan, bola mata dapat memanjang lebih cepat dari perkembangan optiknya.
Faktor kebiasaan seperti terlalu sering melihat layar gadget, membaca dalam pencahayaan yang kurang, atau kurangnya aktivitas di luar ruangan juga dapat meningkatkan risiko miopia. Hal ini menyebabkan kesulitan dalam melihat objek yang jauh, sementara objek yang dekat masih terlihat jelas.
Miopia termasuk salah satu gangguan penglihatan yang sering dialami oleh anak-anak dan dapat bertambah parah seiring pertumbuhan.
Risiko utama dari miopia tinggi adalah peningkatan kemungkinan terjadinya ablasi retina, glaukoma, dan katarak dini. Seseorang dengan miopia berat sering mengalami ketergantungan tinggi pada kacamata atau lensa kontak untuk melihat dengan jelas.
2. Hipermetropia (Rabun Dekat)
Hipermetropia terjadi ketika bola mata terlalu pendek atau kornea terlalu datar, sehingga cahaya jatuh di belakang retina. Akibatnya, penglihatan untuk jarak dekat menjadi kabur, sedangkan penglihatan jarak jauh tetap jelas.
Jika hipermetropia tidak dikoreksi, mata harus bekerja lebih keras untuk fokus, yang dapat menyebabkan mata mudah lelah dan sakit kepala. Pada beberapa kasus, hipermetropia yang tinggi juga dapat meningkatkan risiko mata juling (strabismus) pada anak-anak
3. Astigmatisme
Astigmatisme atau mata silinder disebabkan oleh kelengkungan kornea yang tidak rata, sehingga cahaya terfokus pada lebih dari satu titik di retina. Hal ini menyebabkan penglihatan menjadi buram atau terdistorsi, baik untuk jarak dekat maupun jauh.
Astigmatisme yang tidak ditangani dapat menyebabkan penglihatan buram terus-menerus dan ketidaknyamanan visual, seperti kesulitan membaca atau melihat dengan jelas dalam cahaya redup. Pada kasus tertentu, astigmatisme tinggi juga dapat memicu sakit kepala kronis dan pusing.
4. Presbiopia
Presbiopia adalah kondisi yang terjadi seiring bertambahnya usia, biasanya mulai terasa pada usia 40 tahun ke atas. Lensa mata kehilangan elastisitasnya, sehingga sulit untuk melihat objek dekat dengan jelas.
Presbiopia dapat membuat aktivitas sehari-hari, seperti membaca atau melihat layar ponsel, menjadi sulit. Tanpa penanganan yang tepat, kondisi ini bisa berdampak pada produktivitas kerja dan kenyamanan dalam beraktivitas.
Penanganan Kelainan Refraksi
Berbagai metode dapat digunakan untuk menangani kelainan refraksi, di antaranya:
- Kacamata: Merupakan solusi paling umum dan mudah untuk membantu memfokuskan cahaya dengan lensa yang sesuai.
- Lensa kontak: Memberikan penglihatan yang lebih jelas tanpa mengubah penampilan, tetapi memerlukan perawatan yang lebih ketat.
- Operasi Refraktif (LASIK, PRK, atau LASEK): Prosedur ini bertujuan untuk memperbaiki bentuk kornea sehingga cahaya dapat difokuskan dengan tepat ke retina.
- Lensa Intraokular (IOL): Digunakan dalam prosedur tertentu untuk menggantikan lensa alami mata, terutama pada kasus presbiopia atau miopia tinggi.
Konsultasikan Kelainan Refraksi Anda di KMN EyeCare
Jika Anda sering mengalami gangguan penglihatan atau gejala kelainan refraksi, segera periksakan mata Anda ke KMN EyeCare.
Sebagai jaringan Rumah Sakit Mata terbesar di Indonesia, KMN EyeCare selalu memberikan layanan terbaik dengan dokter mata yang berpengalaman, peralatan yang lengkap, teknologi canggih, serta fasilitas yang nyaman.
Jangan ragu untuk membuat janji temu dengan dokter kami dan dapatkan solusi terbaik untuk kesehatan mata Anda! Klik link di sini!